Note: artikel ini ditulis bersama oleh Novi dan Jerry. Bagian pertama adalah cerita oleh Novi.
Bagi beberapa orang, memilih untuk menikah berarti harus mengambil keputusan besar dalam karir, lebih sering mengakhiri suatu karir daripada memulai.
Saya menghabiskan beberapa tahun terakhir mengajar di sebuah sekolah yang bagus dan cukup dikenal di Palembang. Setelah saya menikah tahun ini, saya akan merelakan segala sesuatu yang sudah saya bangun di Palembang dan kembali ke Surabaya.
Dulu rasanya saya menantikan momen ini, tapi sekarang mengapa terasa berat. Karir, position, my coworkers, my comfort working zone, semuanya akan saya lepaskan untuk sebuah ketidak-pastian besar.
Photo from Unsplash
Saya harus memulai dari nol. Cari calon tempat kerja baru, menyiapkan CV dan adaptasi lagi dengan new working community, new workplace, new system, new everything…dan saat yang bersamaan hidup juga “new” – menjadi seorang istri yang tunduk pada suami, tinggal bersama dia, di kota yang berbeda, lingkungan berbeda.
Sebelum pernikahan dimulai, saya harus merelakan pekerjaan dan kelanjutan karir.
Tapi demi orang yang saya kasihi…I will let it go. Kalau sampai semua surat lamaran kerja saya ditolak, tidak masalah.
Saya jujur takut, sangat galau dan sangat nervous saat ini. My confession to you.
Tapi saya telah memutuskan untuk berkorban demi bersama dia.
Note: bagian selanjutnya artikel ini ditulis oleh Jerry.
Makes you think about Christ. Betapa Dia menciptakan pernikahan di taman Eden, menulis begitu banyaknya ilustrasi perjanjian lama bahwa hubungan dengan Tuhan itu seperti hubungan pernikahan, lalu dia MATI disalib di perjanjian baru!
It’s like He’s saying: Look, I created marriage, I told you living with God is like that, and now I show you how much sacrifice it will take, how deep it can go. I’ll go first (the cross), you follow Me.
I hope you catch this part.
PERNIKAHAN MEMINTA PENGORBANAN. I’m sorry, itu kenyataannya. It’s about giving, not receiving.
Novi bahkan belum memulai pernikahannya, namun pengorbanannya sudah berjalan seperti argo taksi. Dia akan mengalami lebih banyak lagi pengorbanan di depan, begitu juga dengan calon suaminya.
WHAT ABOUT YOU ? WHAT DO YOU THINK REAL MARRIAGE IS ?
Apakah kata “PENGORBANAN” muncul sebagai salah satu definisinya di kepalamu ?
Kalau “belum”, kamu perlu gali lebih dalam hubungan dengan Tuhan. Karena Yesus akan tunjukkan arti kata itu kepadamu. Yesus akan jadi “coach” pra-nikahmu. The best marriage coach.
Untuk semua orang yang mendambakan pernikahan yang benar-benar memuaskan melebihi apa pun dan membuahkan buah-buah kebahagiaan yang manis: hanya Yesus satu-satunya pemandu yang bisa mengantar ke situ, mendaki gunung pernikahan.
Karena Yesus walaupun selama di dunia “single”, tapi sebetulnya Dia “menikah” dengan jutaan, milyaran mempelainya. Dan Dia tunjukkan arti “pernikahan” yang paling ekstrem dengan mengorbankan semuanya dan mati untuk semua mempelainya.
Dari awal memang Tuhan dan manusia pertamaNya adalah sebuah hubungan intim yang paling murni dan dalam. Pernikahan hanyalah sebuah miniatur dari hubungan murni satu manusia dengan satu Tuhan….yang hanya pernah benar-benar dicicipi oleh satu manusia, yaitu Adam, yang merusak segalanya……dan lalu oleh si Adam kedua, Yesus, yang memulihkan segalanya.
How ready are you really for marriage ?
Mau tahu apa ending nya kisah Novi Kurniadi.Kerana posisi saya juga begitu dan saya menemui kekeliruan memilih jalan.Setelah memutuskan untuk pulang ke tempat asal,saya masih keliru dengan panggilan perkahwinan ini.Ya saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan berkat sejak berhubungan dengan calon suami saya.
Sempat merasakan apa yang Novi rasakan iaitu perasaan takut yang melampau.Sekarang hubungan dengan calon suami agak renggang kerana saya menangguh kepulangan saya ke negeri asal kerana karir saya.
Inilah moment yang menduga hubungan saya ketika ini tetapi saya masih berharap yang jodoh dari Tuhan pasti ada.
Hai, Rebecca!
Thank you for sharing your story 🙂 Jadi senang mengetahui bahwa saya tidak sendirian bergumul. Saya pasti update nanti. Ditunggu yaa….
Semoga Tuhan juga turut campur tangan dan memberi jalan keluar untuk hubunganmu dan calon suami ya. Tuhan memberkati!
Wow, terlalu banyak defenisi pernikahan.. Pernikahan adalah pengorbanan, bahkan sebelum memulainya kita sudah harus berkorban. Memberi.. memberi .. memberi bukan hanya menerima dan menuntut menerima.
Thanks, Smiranti 🙂
Setelah menikah byk hal yg harus dikorbankan.
Meninggalkan pekerjaan, meninggalkan keluarga. Hidup jauh dr org tua..
Sy tggu lanjutan artikelnya ya Kak..
Pengalaman yg memberkati kami yg akan menuju pernikahan