Saya punya sebuah pengakuan. Saya adalah orang yang jauh lebih self-centric dibanding istri saya Trisya. Saya lebih memperhatikan diri sendiri daripada memperhatikan orang lain, saya sering terlalu sibuk dengan urusan sendiri sampai melewatkan kehidupan orang lain. Oleh karena kekurangan ini, saya diberikan pasangan hidup seperti Trisya untuk mereparasi diriku ini! Dia adalah seseorang yang 180 derajat kebalikan saya. Dia orang yang lebih baik dari saya, mentor dalam hal menjalankan perintah terutama di Alkitab yaitu mengasihi sesama seperti diri sendiri. Dulu saya pernah menceritakan lebih dalam tentang ini dalam tulisan Teman Baik Yang Mengubahkan Hidupku.
Suatu hari saya sedang mempunyai suatu masalah yang sangat menggangu pikiran. Lalu saat sedang di kantor, tanpa direncanakan, saya teringat seorang rekan kerja yang ibunya baru terkena stroke, dan saya iseng menghampirinya menanyakan kabar ibunya. Setelah ngobrol sebentar mengenai kondisi ibunya yang masih belum pulih tapi perlahan membaik, nggak tahu bagaimana, tiba-tiba hati saya terasa hangat dan untuk sebuah waktu yang sangat pendek saya merasakan ada perasaan aneh yang menyembur keluar, hampir seperti air luber keluar membasahi sekitarnya. Momen itu terjadi hanya dalam hitungan sepersekian detik saja. Tapi saya merasa LUAR BIASA TENANG DAN SANTAI! Tiba-tiba semua masalah yang berat itu terasa enteng, dan saya menjadi lebih tenang!
Suatu momen yang aneh, tapi saya tahu itu Tuhan!
Photo courtesy of Reza – Creative Commons.
Kalau dulu ditanya bagaimana cara menyelesaikan masalah, saya akan mengemukakan jawaban yang mengutamakan logika, kemampuan analisa dan pembelajaran. Tapi sekarang, saya akan katakan kalau JAWABAN MASALAH KITA SEBENARNYA ADA DI SESAMA KITA. The answer to our problems lies in others.
It’s true, trust me. Ini datang dari seorang self-centric yang telah mencoba mengandalkan logika dan kekuatan diri sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, dan GAGAL. Sebenarnya, ada sebuah kekuatan yang diberikan kepada kita, ketika kita mengasihi sesama kita. Kekuatan itu lebih besar dari kekuatan yang bisa kita hasilkan dari dalam diri sendiri dengan memikirkan dan mencoba menyelesaikan masalah kita sendiri.
KETENANGAN
Melalui istri saya dan banyak hal lainnya, saya belajar KALAU KITA FOKUS PADA SESAMA, BUKAN PADA MATERI, KESIBUKAN, ATAU DIRI SENDIRI, KITA AKAN MENEMUKAN KETENANGAN. Tahukah kalau kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah apapun kalau kita tidak menemukan ketenangan terlebih dahulu? Pertolongan pertama bagi orang yang mengalami gangguan jiwa adalah menenangkan mereka, karena sebelum orang tersebut tenang, proses pengobatan tidak bisa dimulai. Kita semua juga sebetulnya adalah orang-orang yang mengalami gangguan pada jiwa kita. Kita menyebutnya dengan istilah “STRESS”. Orang stress didefinisikan sebagai orang yang mengalami suatu gangguan pada jiwa dan pikirannya.
Ingat sekumpulan murid panik yang naik satu perahu dengan Mesias yang sedang tertidur? Ditengah ombak dan badai yang begitu menakutkan, Mesias di perahu itu mengatakan , “Diam! TENANGLAH!“ Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali (Markus 4:39). Ini saya, dan mungkin juga kamu, dalam perahu kehidupan. Kita perlu menemukan ketenangan, dan ketenangan itu ada di dalam Tuhan.
Bagi saya mungkin hal ini akan jadi sebuah proses pembelajaran yang tidak akan selesai sampai hari saya mati. Tapi setidaknya sekarang saya telah menyadari kebenarannya, bahwa saya diciptakan untuk mengasihi sesama saya, dan dari melakukan hal itu, saya akan menemukan ketenangan, dan jawaban dari semua pertanyaan hidup ini. GBU.
Halo Bang Jerry 🙂
Terima kasih atas postingannya.
Setelah membaca artikel ini, saya juga menemukan sebagian dari karakter saya sama dengan yang dimiliki Bang Jerry, yaitu kurang peduli dengan sesama. Tapi yang mau saya bagikan adalah, ketika saya menghadapi masalah, secara konsep saya sudah tahu bahwa yang pertama saya lakukan adalah “bersikap tenang” supaya selanjutnya bisa fokus mencari solusinya. Tetapi yang sering saya alami adalah, betapa sulitnya menenangkan diri sendiri. Emosi & kekuatiran saya lebih menguasai, saya butuh waktu lama untuk bisa tenang. Walaupun sudah berdoa, tapi sampai sekarang saya masih belum bisa move on dari karakter yang seperti itu ketika menghadapi suatu masalah. Saya juga sangat ingin menjadi orang yang bisa tetap tenang ketika masalah terjadi. Biasanya saya tidak akan memberitahukan masalah saya kepada orang lain. Saya berusaha menyelesaikan sendiri, paling nanya sana-sini untuk sekedar informasi yang saya butuhkan.
Kalo abang mau berbagi atau memberikan saran atas curhatan saya ini, saya sangat berterima kasih.
Hi Rosianna. Persis banget posting yang ini adalah tentang itu : ketika kita mau “tenang” tapi gak bisa tenang! Menenangkan diri itu jauh lebih sulit dari yang dibayangkan, dan dalam tulisan ini saya bagikan ternyata salah satu rahasianya adalah dengan fokus pada sesama. Ketika saya fokus pada sesama, entah dari mana tiba-tiba ketenangan yang dicari itu datang dengan sendirinya….
Jadi tulisan ini adalah masukan yang berasal dari pengalaman pribadi saya untuk Rosianna. GBU
hai pak jerry saya senang mengikuti blog anda.. banyak sekali artikel yang memberkati saya.. tapi kenapa susah sekali untuk saya belajar mempraktekan hal2 yang anda sharingkan ya.. apa ada yang salah dengan saya?
Hi Cheryl, trims sudah sering mengikuti blog kami dan menuliskan komentar.
Jawabannya sudah pasti TIDAK ADA yang salah dengan Cheryl, dan sebetulnya tidak ada apa pun yg istimewa dari diri kami berdua. Kami juga punya banyak hal-hal yg masih kami pelajari, banyak yg rasanya “mentok” bikin frustrasi.
Satu hal yg mgkn membantu : jangan coba untuk mempraktekkan sendiri, karena kita asli sama sekali tidak bisa mempraktekkan firman Tuhan. Mintalah kepada Roh Kudus, hanya melalui Dia saja kita bisa melakukan semua yg Tuhan inginkan. Kalau Cheryl belum pernah menerima Roh Kudus, Cheryl perlu segera mengalaminya.
Bisa reply lagi comment ini Cheryl kalau misalnya ingin diskusi lebih lagi tentang Roh Kudus. Gbu
terima kasih sudah cepat sekali membalas.. saya bukan lahir dari keluarga kristen… saya sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat saya.. saya juga sudah mengalami baptisan Roh Kudus sejak 2007.. selama 7 tahun ini tidak pernah ada orang yang mementori saya dan mengajarkan saya ini itu.. mulai dari waktu pribadi dengan Tuhan.. perpuluhan.. dan lain2.. “mereka” cuma bilang kalau orang kristen harus begini2 begitu2 karena pada saat itu kasih mula2 saya begitu mencintai sosok “Yesus” saya taat saja.. tapi seiring berjalannya waktu saya merasa kering dan saya berpikir teman2 yang awal2 berapi2 bersama saya semua juga sudah menghilang dan balik ke kepercayaannya yg dahulu.. saya mengerti sekali kalau selama ini kami kurang diajari dengan pengajaran yg dalam sehingga kurang berakar sehingga ketika ada masalah kami gampang goyah,,, sampai saat ini saya amat sangat bersyukur masih bertahan dengan iman saya kepada Tuhan Yesus. dan saya masih setia digereja mana Tuhan tempatkan saya selama 7tahun ini.. karena pernah tau tentang komitmen gereja lokal… tetapi saya mulai berdarah dan ga mengerti harus bagaimana.. saya merasa sendirian… takut… walaupun saya berusaha belajar dari blog2 diinternet tapi saya tau kalau ada beberapa pengajaran di blog lain yang berbelok dari kebenaran alkitab… jujur kadang saya mulai mempertanyakan Roh Kudus.. dan saya tau itu salah….. mohon bantuannya pak Jerry..
Cheryl, saat ini juga kami berdoa untukmu. Cheryl tinggal didaerah mana? Boleh email ke kami di jerrytrisya(@)gmail.com ? Gbu
Halo pak Jerry. Saya Frisca ingin bertanya-tanya mengenai pasangan hidup. Bisakah saya curhat via email secara pribadi?
Terima kasih banyak jika pak Jerry berkenan mendengar curhat saya.
aku jadi mikir ka, aku ini tipe self center ga ya. Tapi memang kadang di saat2 penat, banyak masalah, nanya kabar orang malah jadi lebih tenang. Seperti keluar dari kotak yang berantakan sebentar, melihat sekeliling, lalu melihat ke dalam kotak dari sisi luar. baru bisa beres :p.
Cuma sekarang jadi jarang begitu. Malah aku jadi lebih selfcenter sekarang. Kebanyakan cari solusi.
Hi Amsal, thanks sudah comment di blog kami. Sekarang kamu jadi lebih sadar bahwa dengan memperhatikan orang lain akan membuat hati kita lebih bersukacita dan kamu merasakan sendiri. Itulah bukti kasih kita kepada orang lain. Kebiasaan baik ini harus terus dikembangkan ya, kamu akan jadi pemerhati yang baik tapi juga di saat bersamaan kita mendidik diri kita supaya tidak terlalu egois.Cobalah lagi dan kamu akan merasakan perbedaan dalam hidup kamu. Tuhan memberkati.
Hi Amsal, thanks sudah berkunjung ke blog kami. Memang akan selalu ada pergumulan dalam hidup kita, tapi itu bukan berarti kita tidak bisa memperhatikan kesusahan atau kesulitan orang lain. Dengan hanya sekedar bertanya bisa membuat hati kamu tenang maka itu pertanda baik bahwa kamu mampu memperhatikan orang lain, dan itu adalah wujud kasih kita kepada orang lain. Saya rasa kamu tidak selfcenter, mungkin perlu diperbanyak jumlahnya dalam memberi perhatian walau hanya sedikit kepada orang lain. Selamat memberi perhatian ya..Tuhan Yesus memberkati.