Phew hari ini 31 Desember, hari terakhir di 2012. Banyak banget hal-hal yang berkesan (sekaligus menantang) di tahun ini. Tahun ini rasanya bisa dibilang tahun yang berat, tapi sama sekali gak bisa dibilang tahun yang buruk. Berat gak selalu buruk, bahkan sering artinya baik. Jadi kalau harus merumuskan tema untuk 2012, saya bilang : Berat Tapi Penuh Berkat.
Anak kami memasuki tahun pertamanya pada bulan Juli,
Kami senang banget melihat pertumbuhan si ‘ezboy’ yang pesat dan mulai bisa melakukan banyak hal. Tidak terasa kalau selama 1 tahun pertama si ezzy, kami secara eksklusif mengasuhnya sendirian. No nanny atau no PRT (pembantu rumah tangga), benar-benar hanya tangan kami berdua (baca tulisan 1 Tahun Yang Memuaskan).
Sekalipun masih bayi, Ezzy telah mengajarkan lebih banyak hal ke kami, daripada kami ke dia. Dia mengajarkan bahasa baru yang namanya bahasa hati dimana kami bisa berkomunikasi dengan hanya menggunakan kontak mata dan nada tangisan. Dia juga memberi workshop gratis berjudul “sabar sama anak”. Dia memberi pelatihan belajar berkorban, yaitu merelakan keinginan pribadi jangka pendek (hobi,kesenangan, pekerjaan) demi sesuatu yang lebih penting dan jangka panjang (dia).
Setelah melewati usia satu tahun, kami memutuskan untuk mengajak si boy pergi liburan untuk pertama kalinya ke Bali. Ini juga sekaligus pertama kalinya saya dan istri travelling keluar pulau Jawa sejak menikah haha. Maklum, kami ini tipe orang rumahan, paling malas disuruh berpetualang, tapi sedang mencoba berubah demi anak, agar ia bertumbuh jadi orang yang seimbang.
Tahun 2012 juga menjadi titik balik kehidupan menulis,
Entah dimulai dari mana, Tuhan mempertemukan saya dengan beberapa anak Tuhan penulis yang secara drastis mengubah cara pandang saya tentang menulis! Mereka memberi inspirasi dan dorongan kuat untuk lebih serius lagi menuangkan ide, cerita dan kesaksian hidup dalam bentuk tulisan.
Hasilnya, blog Jerrytrisya ini yang awalnya dibuat hanya sekedar iseng pada tahun 2009 pun dibongkar habis-habisan. Semua di re-design, tulisan-tulisan dikategorikan ulang, lebih serius belajar otodidak tentang SEO (Search Engine Optimization), add on newsletter dan sebagai bukti keseriusan, berinvestasi pada layanan theme premium wordpress Studiopress yang ternyata adalah investasi yang bagus sekali karena menyediakan segala yang dibutuhkan orang non-programming seperti saya untuk membangun blog profesional!
Donald Miller and friends di Storyline blog, Jeff Goins, Christy Mcferren yang hanya melalui satu tulisannya tentang homoseksualitas meremukkan hati saya, Anne Lammot, John and Lisa Bevere di Messenger International dan renungan TGIF (Today God Is First) dari ministry marketplace leaders Os Hillman, mereka semua adalah para tersangka utama yang menjebloskan saya kedalam siklus kehidupan menulis yang terus bergulir semakin besar ini. Tidak ada satu pun dari mereka yang saya kenal secara pribadi, tapi luar biasanya tulisan mereka menyentuh hidup saya yang berada jauh di Indonesia. That’s The Power of Writing!
2012 juga tahun Trisya lebih serius bernyanyi bagi Tuhan
Kalau panggilan saya lebih berat ke menulis, Trisya lebih ke arah bernyanyi. Kesadarannya akan kekuatan dibalik pujian bertumbuh pesat dan Tuhan terus mendorongnya untuk berlatih. Untuk pertama kalinya dia diminta untuk bernyanyi dalam kebaktian besar natal gereja kami, dan pelayanan kesaksian pujian kami juga semakin berkembang ke gereja-gereja cabang. Beberapa tahun lalu kami sudah mengerti akan ada waktunya kami terjun lebih serius dalam dua hal ini. 2012 jelas adalah sebuah permulaan dari panggilan itu dan lebih banyak yang menanti di 2013.
Rasanya tidak mudah untuk terus bergerak melakukan semua hal ini sepanjang 2012. Sibuknya kerjaan di kantor dan capeknya ngurus anak harusnya tidak mengijinkan untuk bisa nulis atau ngurusin website blog atau latihan bernyanyi. Tapi kalau kita benar-benar serius, ternyata bisa! Ternyata ketika kita melangkah, Tuhan pun melangkah dan menyediakan jalan dan waktunya! Jangan biarkan rutinitas membunuh impian dan panggilan hidup kita.
Melihat 2013, lebih banyak lagi menulis, lebih banyak belajar, lebih banyak lagi menyanyi dan lebih banyak berdoa!
(image courtesy of Timtak/creative commons)
What do you think?