Saya termasuk yang suka sibuk kerja. Saya senang “rush” harus melakukan banyak hal produktif dan puas ketika berhasil melakukannya!
Awalnya terasa sangat luar biasa, rasanya seperti “sukses” karena terus menerus berhasil melewati tantangan-tantangan yang “produktif”.
Seperti melewati rintangan loops (ring-ring). Dari ring besar, ring kecil sampai ring yang dibakar dengan api. Saya diijinkan Tuhan merasakan momen-momen “superstar” itu secara pesat di karir saya. It feels great!!
But only until I started feeling the loops were never-ending…

And then I started to feel something is wrong…. It felt the “superstar” run was just a plot….and the bigger sense of reality sinking in was:
I’m a dog doing acrobat in a circus….
Saya seperti anjing yang senang dikasih ring-ring untuk dilompati dan senang disoraki oleh penonton……entah kenapa, rasanya ring-ringnya nggak pernah habis, dan rewardnya makin lama rasanya makin kurang memuaskan…
From feeling like a big-star to feeling like a dog…
But a dog cannot live alone. A dog always needs a master to feed and take care.
Manusia bukan makhluk yang diciptakan untuk self-sustain dan bertahan hidup sendiri. Makanya Tuhan ciptakan alam dan binatang terlebih dahulu, baru kemudian menciptakan manusia….karena manusia butuh sebuah lingkungan beserta life-supportnya dan seseorang untuk menuntun mereka bernavigasi di tengah semua itu.
Dulu Tuhan yang melakukan itu semua untuk Adam Hawa, sampai mereka jatuh dan dunia berubah menjadi…….SIRKUS.
Penuh aksi, penuh atraksi, penuh tantangan berbahaya dengan penonton yang bersorak-sorak. Dan tebak siapa Circus-Master nya? The Fallen Angels!
Get this: Circus is a place where you do things over and over again without a strong sense of destination.
Kalau pekerjaanmu, rumah tanggamu, kegiatan-kegiatanmu atau bahkan pelayananmu di Gereja, kalau semuanya dilakukan berulang-ulang tanpa disertai perasaan yang semakin kuat akan destinasi akhirnya….then you’re living in a circus.
Worth repeating: Gereja sangat mungkin menjadi sebuah sirkus rohani. Hati-hati.
“We must be on guard so that we never get caught up in wanting our own way as they did. And we must not turn our religion into a CIRCUS as they did” – 1Cor10:6-10 MSG Bible.
Beli rumah, beli mobil kedua, trip luar negeri selanjutnya, promosi jabatan, jumlah followers/traffic, jumlah saldo investasi/tabungan, gelar……semua ini DEKORASI, bukan DESTINASI!
Bells and whistles to make merry, not to give life.
I felt that. Ada waktunya terasa begitu kuat dan jelas kalau semuanya hanya sirkus, tapi ada juga masanya terasa berkabut karena banyaknya asap, cahaya dan gemuruh sorakan penonton…
But more and more today I know that I don’t want the circus anymore and I’m not living for it anymore.
I stop letting the world choose the rings for me to jump on, and I decide myself which things I want to do and where my direction is heading.
Having Jesus Christ is the key, He showed me another world outside of the circus.
A life following Jesus is no circus. If it feels any different, you’re following the wrong “jesus”.
A life following Jesus is a life of very strong sense of our FINAL DESTINATION – not just “we’re going to heaven”, but a solid practical actionable target/purpose to do in this life.
Hidup mengikut Yesus makin dijalani makin jadi jelas, sedang hidup ikut sirkus dunia makin dijalani makin jadi gak jelas.
I feel you know what I mean and this is enough. Let God take you out of the circus. I pray.
Get this: Circus is a place where you do things over and over again without a strong sense of destination. –> This part hits me hard! I have been so blinded with purposeless busyness thinking that i, myself, is being productive, useful, achieved and all until JESUS ask me to see the end of this loop i’m running, just like what you shared here.
Thanks for the sharing!
Powerful. So worth reading.