**Ping!**
Ups, itu sepupuku. Tiba-tiba dia chat dan tanya apakah saya mau dikenalkan dengan seseorang.
Mirip-mirip dengan kisahku, Papa dan Mama juga dulu dikenalkan oleh tanteku, adiknya Mama. Jadi kami sama-sama dikenalkan satu sama lain. Mungkin bisa dibilang, dijodohkan oleh saudara?
Ada banyak cara bagaimana dua orang bisa bertemu. Salah satu yang paling klasik ya dikenalkan oleh seseorang.
Tadinya aku sempat menolak cara ini. Kesannya kok kuno banget. Bahkan, saya sempat merasa cara ini sangat tidak rohani. Menurut saya harusnya Tuhan yang mempertemukan dan Tuhan menjodohkan setiap pasangan.
Photo by Heidy Sequera on Unsplash
Perkenalan untuk perjodohan pertama kali terjadi dalam Taman Eden. “This one at last is bone of my bones and flesh of my flesh”, kata Adam, bertemu wanita pertama dalam sejarah. Tuhan-lah yang mempertemukan. Tuhan menjodohkan.
Right ?
The next story when God Himself arranged two people to be united was Joseph and Mary, the parents of Jesus Christ. Kalau yang ini jelas sekali butuh Tuhan sendiri yang menjodohkan. Bagaimana mungkin Yusuf mau menikahi Maria yang sudah hamil duluan, kalau bukan Tuhan yang meyakinkannya bahwa Maria mengandung bayi dari Roh Kudus?
Saya sering mendengar, “Tuhan yang mempertemukan. Tuhan yang mempersatukan.”
Well, saya setuju kalau Tuhan-lah yang membuat dua orang dapat bertemu, sampai mempersatukan dua insan yang sama sekali berbeda.
Tapi benarkah Dia yang menjodohkan ?
Bahaya sekali kalau kita bilang bahwa jodoh itu dari Tuhan, lalu saat berkonflik dan/atau bercerai berkata, “Memang nggak jodoh.” Ups…. Kalau memang Tuhan menjodohkan, mengapa harus bercerai?
Saya rasa Tuhan tidak menjodohkan siapa-siapa lagi selain dari pasangan yang khusus itu. Selebihnya, setiap orang diberi kebebasan menentukan pasangan hidupnya sendiri. Meski demikian, ada hal-hal yang jelas Tuhan inginkan bagi kita. Misalnya, Dia menghendaki pasangan yang membangun kita, membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Oleh karena itu Dia menginginkan kita mencari pasangan yang seiman dan sepadan. Itu karena Dia peduli.
I also think it’s true that God knows what’s best. Dia pasti tahu siapa yang terbaik, yang paling cocok untuk jadi pasangan kita. Namun Tuhan juga tahu bahwa siapapun orangnya, pasangan kita itu adalah orang yang berdosa dan tidak sempurna…orang yang berpotensi besar menyakiti kita.
Terlepas dari seberapa dia “cinta Tuhan”, siapa yang bisa menjamin seseorang akan selalu setia? Siapa yang bisa menjamin dia tidak akan jadi orang yang menorehkan luka terdalam di hati kita ?
So, the most important thing in finding a soul mate is : To ask The Lord to be involved.
Ketika Abraham meminta hambanya untuk mencarikan istri bagi Ishak, ketika tante mengenalkan kedua orang tua saya, ketika sepupu saya mengenalkan kami berdua…. Saya percaya Tuhan bekerja dalam setiap peristiwa tersebut. Bukankah Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia?
Mama saya sering menasehati anak-anaknya agar sungguh-sungguh mendoakan calon pasangan hidup kami. “Ndak usah minta yang aneh-aneh,” kata Mama. “Minta saja campur tangan Tuhan.”
Selain berdoa, meminta Tuhan untuk terlibat dalam perkara pasangan hidup juga berarti being humble before Him. Kalau ada cara pikir atau cara hidup kita yang keliru, sudah sepatutnya kita bertobat. Titik. Tanpa kompromi.
Dengan demikian, kalau Tuhan mempertemukan kita dengan salah satu dari anak-anakNya, kita pun siap untuk menjalin hubungan yang sehat dan dewasa di dalam Tuhan.
Karena kita sudah belajar dengan Tuhan untuk mengakui kesalahan dan bertobat. Tanpa kompromi.
Satu hal lagi yang patut diingat ketika kita melibatkan Tuhan : cara kerja Tuhan bukan cara kerja kita.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.” – Yesaya 55:8.
Saya percaya, ketika kita melibatkan Tuhan, hal itu menyenangkan hati-Nya. Namun lebih daripada kita menyenangkan hati-Nya, kasih Tuhan jauh lebih besar. Dia dapat mengerjakan dan menyediakan hal yang lebih indah daripada apa yang bisa kita pikirkan. Oleh karena itu, mari percayakan perkara mengenai pasangan hidup kita ke dalam tangan Tuhan dan menyaksikan-Nya bekerja.
What do you think?