Hampir semua orang setuju dengan “Keluarga adalah prioritas hidup”. Tapi kenyataannya begitu banyak keluarga dan pernikahan berantakan. Artinya, seringkali apa yang kita katakan dengan apa yang kita lakukan tidak sejalan. Classic human mind-and-action problem.
Tapi sebenarnya tidak terlalu sulit untuk cek apa prioritas hidup kita SEBENARNYA.
Sering kita bilang prioritas hidup kita seperti ini :
- Tuhan
- Keluarga
- Pekerjaan
- Diri sendiri
Dari pengalaman saya pribadi, cara simple untuk cek adalah melihat kebiasaan pagi hari kita, melihat hal-hal pertama yang kita lakukan ketika bangun pagi.
Saya duluan yang cerita jujur hasil observasi kebiasaan pagi hari saya di bawah ini, setelah lama mengamati dan memperhatikan pola gerak-gerik diri sendiri (yes, ini kebiasaan berguna sekali, amati dirimu sendiri dan pola gerak-gerikmu).
photo by Valentina Aleksandrovna – Unsplash
Observasi #1
Ada masa ketika kebiasaan pagi hari saya seperti ini :
- Pekerjaan (buka hp, cek email kantor, baca berita keuangan)
- Diri sendiri (lapar, mikir breakfast apa)
- Keluarga (istri memanggil, anak-anak masuk kamar)
- Tuhan (atau kadang suka terlewat)
Dalam observasi aktifitas ini, saya mencatat (dan menegur diri sendiri) kalau Tuhan sebenarnya tidak nomor satu seperti yang mulut katakan.
Apa yang terjadi ketika pola prioritas hidup seperti observasi #1 ini saya ijinkan terus berlanjut ? Dalam memori saya yang terjadi adalah burnout kerja, sulit menghentikan diri terburu-buru, cepat marah dan biasanya ribut dengan istri.
Observasi #2
Lalu ada masa lain lagi ketika kebiasaan pagi hari saya berubah :
- Diri sendiri (buka hp, cek email pribadi, cek sosmed, cek blog, mikir ide-ide)
- Tuhan (berdoa pagi, renungan, baca firman)
- Diri sendiri (lanjut aktifitas nomor 1)
- Keluarga (kelamaan di kamar, buru-buru keluar)
- Pekerjaan (setelah keluar rumah baru ijinkan diri mikir kerjaan)
This feels much better! Tapi jauh dalam hati, saya tahu yang begini ujungnya juga pasti masalah. Tapi ada masa saya bandel seperti ini, dan yang sering terjadi adalah mikir berlebihan, selalu “distracted mode”, tergesa-gesa bertindak lalu menyesal, gagal menjadi pendengar yang baik dan koneksi dengan istri dan anak-anak pelan-pelan merenggang.
Seringkali hati kecil tahu apakah koneksi kita dengan istri dan anak-anak sedang baik atau buruk, merapat atau merenggang. Jangan abaikan. Dengarkan.
Observasi #3
Setelah banyak bergumul dan melalui banyak proses, saya temukan kebiasaan pagi hari yang paling menghasilkan kestabilan dan kebahagiaan untuk saya adalah :
- Tuhan (no hp, no anything. Paksa diri “Let Go” semua di pagi hari dalam doa dan firman.)
- Keluarga (Mengingat istri dan anak-anak lalu berdoa untuk mereka. Menyapa istri dan mendengarkan suara apakah anak-anak sudah bangun, menyapa mereka, berdoa untuk mereka.)
- Diri sendiri (Bereskan urusan pagi hari supaya segar, sambil menjaga agar pikiran tidak lari-lari ke urusan pekerjaan atau lain-lain, tapi stay with God and family)
- Lalu setelah keluar rumah (hari kerja), baru memikirkan pekerjaan dan hal-hal pribadi lainnya. Kalau weekend, fokus bagaimana hari itu bisa menjadi hari yang baik untuk seluruh keluarga secara aktifitas dan secara spiritual untuk lebih dekat pada-Nya.
I’m still struggling, I’m being honest, I’m getting better. Let this honest post be used by God to transform me more and more and let HIS Grace also flows strongly to YOU, to inspire you to have a great start in the Lord every morning!
Hallo ko jerry salam kenal,
Senang sy membaca blog anda , yg membantu pada kehidupan sy.
Amazing
Ini bukti apa yg terjadi sesuai kenyataan yg terjadi hari2 ini iman dan prilaku hidup kita semakin terkikis dgn kemajuan zaman. Tq